SISTEM PENCERNAAN
A. Pembagian
Regio Abdomen adalah sebagai berikut:
1.
Bidang
transpilorika
2.
Bidang
Intertuberkular
3.
Bidang vertikal
dekstra
4.
Bidang vertikal
sinistra
B. Pembagian Regio
Abdomen berdasarkan kwadrannya :
1.
Hipokondria
dekstra
2.
Epigastrika
3.
Hipokondria
sinistra
4.
Lumbal dekstra
5.
Umbilikus
6.
Lumbal Sinistra
7.
Iliaka dekstra
8.
Hipogastrika
9.
Iliaka sinistra
C. Bagian-bagian
anatomi system pencernaan
Sistem pencernaan dibentuk dari beberapa organ yaitu :
1.
Mulut
·
Permulaan Saluran
pencernaan
·
Dilapisi oleh
epitel skuamosa bertingkat
·
Terbagi menjadi 2
bagian :
ü
Bagian luar
ü
Bagian rongga
mulut
2.
Farinx
Merupakan organ yang menghubungkan kavum oris dengan esophagus.Letak
: dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Pada
lengkung faring terdapat tonsil.Bersimpangan dengan jalan napas dan jalan
makanan. Tekak terdiri dari :
ü Superior nasofaring
ü Media orofaring
ü Inferior laringofaring
3.
Esofagus
Merupakan organ penghubung antara faring dan pintu
masuk kardiak lambung (25 cm). Letak: Menjalar melalui dada dekat kolumna
vertebralis di belakang trakhea dan jantung kemudian melalui thorax menembus
diafragma menghubungkan lambung.Lapisan esofagus terdiri dari:
ü epitel skuamosa bertingkat
ü sub mukosa
ü lapisan otot (otot lurik dan otot polos)
4.
Lambung
Merupakan kantung yang mengandung otot. Bagian– bagian
lambung :
ü Fundus lambung sbg
reservoir
ü Korpus lambung
Sebagai
tempat sekresi asam oleh kelenjar lambung.Untuk menyimpan dan mencampur makanan
ü Antrum pilorik
Sebagai pompa untuk mentranspor makanan ke usus halus.
ü Spingter pilorik
Sebagai pintu keluar lambung
Lambung berfungsi untuk menampung makanan,
menghancurkan dan menghaluskan makanan
peristaltik dan bantuan getah lambung.Getah cerna lambung mengandung Hcl
yang berfungsi mengasamkan semua makanan
dan sebag ai zat antiseptic. Enzim pencerna dalam getah lambungadalah :
ü
Pepsin : memecah
putih telur menjadi pepton
ü
Renin : mengubah
kasinogen mjd kasein
ü
Lipase lambung :
memecah lemak mjd asam lemak
Perangsangan sekresi getah lambung sebagian diterima
dari rangsangan saraf dan rangsangan kimiawi diselubungi oleh villi yang
mengandung sel – sel leukosit dan
tumpukan kelenjar : lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang terdapat
pembuluh darah, lapisan serosa (sebelah luar)
5.
Usus halus / intestinum minor
Saluran pencernaan terpanjang yang
berpangkal dari pilorus s/d katup ileo-kolika tempat bersambung dengan usus
besar.Fungsi : mencerna dan mengabsorsi khime dari lambung.Letak : didaerah
umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar. Struktur lapisan otot halus: lapisan mukosa (sebeleh dalam).
·
Duodenum (panjang 25 cm)
Bagian pertama usus halus.Bentuk sepatu
kuda, mengelilingi kepala pancreas.Terdapat ampula hepatopankreatika (ampula
vateri) lubang tempat bertemunya
saluran empedu dan pankreas ke dalam duodenum.
·
Yeyenum :
2/5 dari usus halus bagian atas.
·
Ileum : 3/5
akhir
6.
Usus besar / intestestinum mayor
Usus besar berfungsi untuk : mengabsorbsi
air –elektrolit dan tempat memproduksi
feses.
Terdiri dari :
ü caecum (sekum)
ü Appendix vermiformis
ü Colon (ascenden, transversum,
descendendan sigmoideum)
·
Caecum
Bagian usus besar yang terletak di bawah
perbatasan antara ileum dan usus besar.Dibawahnya terdpt apendix vermiformis.
Panjang ± 6 cm
·
Apendix vermiform
Organ yang banyak mengandung limfoid.Panjang
: 8 – 13 cm. Letak :dasar melekat pada permukaan postero medial caecum. Lainnya
terletak bebas ataupadaregio iliaka kananyaitu1/3
garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan dengan umbilicus.
·
Colon
Colon dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
·
Colon Ascenden (±
13 cm)
Colon yang berjalan ke atas dari caecum sampai
permukaan inferior lobus kanan hati. Terletak
di Regio iliaka kanan.
·
Colon Transversum
(38 cm )
Terletak pada menyilang abdomen mulai pada
fleksura hepatika tgt ke bwh kmd berjalan ke
atas sampai fleksura lienalis.
·
Colon Descenden
(± 25 cm )
Terletak pada regio iliaka kiri.Berjalan
ke bawah dari fleksura hepatika sinistra sampai pinggir pelvis kemudian
dilanjutkan sampai sigmoideum
·
Sigmoideum
Merupakan lanjutan dari kolon descenden yang
terletak di dalam rongga pelvis sblh kiri, ujung bawah berhub.dg rektum
7.
Rektum
Terletak : dlm rongga pelvik depan os sakrum
dan os koksigeus.Penghubung intestinum mayor dan anus
8.
Anus
Bagian saluran pencernaan yg menghubkan
rektum dg dunia luar.Terletak di dasar pelvis.
SISTEM
URINARIA
A. Batasan
Suatu sistem yang didalamnya terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat –zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh.Merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra.
B. Bagian-bagian dari system urinaria :
1.
Ginjal
Organ terpenting
mempertahankan Homeostasis.
Ø
Fungsi utama ginjal :
·
Mengeksresikan
sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh
·
Mengatur
konsentrasi unsur cairan tubuh
·
Mempertahankan
Homeostasis dengan cara: mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam
basa, eksresi sisa metabolisme, sistem pengaturan hormonal.
Ø
Letak ginjal
Terletak dalam rongga Abdomen, retroperitoneal primer
kiri / kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat.
Batas atas kiri: setinggi iga ke 11, kanan: setinggi iga ke 12. Batas bawah
ginjal kiri, setinggi vertebra lumbalis ke 3.Panjang ginjal 11,25cm, lebar 5 –7
cm, tebal 2.5 cm. Berat ginjal pd pria :
150 –170 gram. Ginjal wanita: 115 – 155 gram. Bentuk seperti kacang sisi dalam
menghadap vertebre torakalis sisi luar cembung diatas setiap ginjal terdapat kelenjar Suprarenal.
Ø Struktur ginjal
Ginjal ditutupi oleh Kapsul tunika Fibrosa yang kuat.Bagian
– bagian ginjal meliputi :
·
Medula ( bagian
interna )
Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang
jumlahnya 8 – 16 buah, berbasis sepanjang ginjal, apeksnya disinus renalis.
·
Korteks ( bagian
eksterna )
Substansia berwarna coklat merah, konsisitensi lunak
dan bergranula.
Ø Pembungkus ginjal
Terdiri dari jaringan lemak/kapsul adiposa/ peritoneal
feet.Ginjal dan kapsul adiposa tertutup oleh fasia subserosa / fascia renalis.
Ø Struktur Mikroskopis ginjal
ü Satuan fungsional ginjal disebut Nefron
ü Setiap ginjal kira – kira 1.3 juta nefron
ü Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah
ü Arteri Renalis membawa darah murni dari aorta ke
ginjal
ü Lubang – lubang pada piramid renal membentuk simpul
satu badan malfigi yang disebut Glomerulus.
Bagian-bagian
dari ginjal diantaranya adalah :
· Nefron terdiri dari:
v Glomerulus
Merupakan anyaman kapiler / gulungan yang terletak
didlm kapsul bowman.Menerima darah dari arteriol aferen dan meneruskan darah ke
sistem vena melalui arteriol eferen.Natrium dan kalium difiltrasi.Elektromikroskopis
: berdiameter 200mm, dibentuk oleh invagina anyaman kapiler yang menempati
kapsul Bowman dan mempunyai 2 lapisan seluler yang memisahkan darah dari
kapiler glomerulus dan filtrat.Arteriol aferen dan ujung akhir ansa Henle
asendens tebal, nefron yang sama bersentuhan.Titik persentuhan sel tubulus (
Ansa Henle Asendens ) disebut Makula Densa.Dinding arteriol yang bersentuhan
dengan ansa henle jadi tebalsebab mengandung sel – sel butir – butir sekresi
renin yang besar.Sawar ginjal merupakan bangunan yang memisahkan darah kapiler
glomerulus dari filtrat dalam rongga kapsula Bowman.Filtrasi halus melalui
sawar dan tergantung pada tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus
yang biasanya 75 mm hg.
v Tubulus Proksimal Konvulta
Tubulus berhubungan dengan kapsul Bowman dengan
panjang 15 mm, diameter 55 um.Bentuknya kelok –kelok dari korteks medula dan
kembali kekorteks sekitar 2/3 dari natrium yang terfiltrasi diabsorbsi secara
Isotonis bersama Klorida.
Pada keadaan ini melalui proses Transprtasi aktif
natrium.Peningkatan reabsorbsi natrium akan mengurangi pengeluaran air dan
natrium, hal ini dapat mengganggu pengenceran dan pemekatan urine yang
normal.Kalium diresorbsi lebih dri 70 % dengan mekanisme Transportasi
v Gelung Henle
Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis
sampai segmen tebal panjangnya 12 mm.Total panjang Henle 2 –14 mm. Klorida
diserap secara aktif diserap kembali pada cabang asendens gelung Hanle dan
Natrium yang bergerak secara pasif untuk mempertahankan kenetralan listrik.25 %
Natrium yang difiltrasi diserap kembali karena darah nefron bersifat tidak
permeabel terhadap air.Reabsorbsi klorida dan natrium di pars asenden untuk
pemekatan urine karena membantu mempertahankan integritas gradiens konsentrasi
medula.20 – 25 % kalium terfiltrasi diabsorbsi pada pars asendens lengkung
Henle.Proses pasif karena gradien elektrokimia yang timbul sebagai akibat dari
reabsorbsi aktif klorida pada segmen nefron.
v Tubulus Distal Konvulta
Merupakan bagian tubulus ginjal yang berkelok – kelok
dan letaknya jauh dari kapsul Bowman.Panjang 5 mm. Tubulus distal nefron
bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm. Berjalan melalui korteks dan
medula ginjal serta membentuk duktus bermuara ke duktus Belini, kalik minor ke
kalik mayor dan mengosongkan isi ke dalam pelvis renalis pada apeks piramid
medula ginjal.
v Duktus koligen medulla
Saluran yang secar metabolik tidak aktif.Pengaturan
ekskresi natrium urine dan aldosteron yang berperan terhadap reabsorbsi natrium.Peningkatan
aldosteron dihubungkan dengan peningkatan natrium.Mampu mereabsorbsi dan
mensekresi kalium.Eksekresi aktif kalium pada duktus koligen kortikal dan
dikendalikan aldosteron.Reabsorbsi aktif kalium dlm duktus koligen medula
Ø Peredaran darah ginjal
Mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan
cabang dari aorta abdominalis sebelum masuk ke ginjal.Arteri renalis bercabang
: a.renalis anterior dan a. Renalis posterior. Anterior memberi darah pd ginjal
anterior dan ventral. Posterior memberi darah pd ginjal posterior dan dorsal. Terletak
diantara piramid ( arteri interlobularis)yang berakhir sebagai : vasa aferen
glomerulus, pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar dlm korteks tanpa
berhubungan dgn glomerulus dan pembuluh darah menembus kapsula Bowman.
Ø Pembuluh Limfe Ginjal
Mengikuti perjalanan a. Renalis menuju ke nodi
limfatikus aorta lateral pd sekita pangkal A. Renalis dan dibentuk oleh pleksus
dari massa ginjal.
Kapsul fibrosa dan bermuara di nodus lateral aortika.
Ø Persyarafan ginjal
Terdiri dari lebih 15 ganglion.Ganglion membentuk
pleksus renalis yang berasal dari cabang terbawah dan di luar ganglion pleksus
seliaka,austikus dan bagian bawah splenikus.Pleksus ini membentuk serabut yang
dapat menimbulkan nyeri pd testis pd kelainan ginja
2. Ureter
Ureter terdiri dari 2 buah
saluran yang bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.Panjang 25 – 30 cm,
penampang 0,5 cm mempunyai 3 cepitan pada sepanjang jalan pada piala ginjal
berhub. Dgn ureter, menjadi kaku melewati pigngir pelvis dan saat menembus
kandung kemih.Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik setiap 5
menit untuk mendorong air kemih masuk vesika urinaria.Pelvis ureter bagian atas
melebar membentuk corong terletak dalam hilus ginjal menerima kalik
mayor.Ureter keluar dari hilus ginjal berjalan vertikal kebawah dibelakang
peritoneum parietal melekat pada muskulus psoas memisahkan dengan prosesus
transversus vertebrae lumbalis.
·
Lapisan Ureter
v
Dinding luar
jaringan ikat/jaringan fibrosa
v
Lapisan tengah/otot
polos
v
lapisan dalam/mukosa
·
Lokasi ureter :
v
Pars abdominalis
ureter
Dlm kavum abdomen, dibelakang peritonium sebelah media
m.psoas mayor ditutupi vasia subserosa.Vasa spermatika/ ovarika interna
menyilang ureter secara obligue mencapai kavum pelvis menyilang arteri iliaka
eksterna.
Ureter kanan pada pars desenden doudenum, dan ureter
kiri disilang oleh fasa koplika sinistra.
v
Pars pelvis
ureter
Pada dinding lateral kavum pelvis tepi anteior dari
insisura iskhiadika mayor dan ditutupi peritoneum.Ureter ditemukan didepan
arteri hipogastrika bag. Dlm nervus obturatorius arteri vasialis anterior dan
arteri hemoroidalis media.
v
Ureter Pria
Ureter pria terletak di dalam visura seminalis bagian
atas disilang oleh duktus deferen dan dikelilingi pleksus vesikalis.Berjalan
obligue 2 cm dlm dinding vesika urinaria,atas dan bawah tertutup pd waktu
vesika urinaria penuh membentuk katub/valvula dan mencegah pengembalian urine
dari vesika urinaria.
v
Ureter wanita
Terletak dibelakang fossa ovarika dan berjalan kebag.
Medial kedepan bagian lateralis serviks uteri bagian atas vagina mencapai
vundus vesika urinaria.terdapat arteri uterina 2.5 cm selanjutnya menyilang
menuju keatas diantara lapisan ligamentu matum.Mempunyai jarak 2 cm dari sisi
serviks utereri.tiga tempat penting meliputi : sambungan ureter pelvis diameter
2 mm, penyilangan vassa iliaka diameter 4 mm dan saat masuk vesika diameter 1–5
mm (sering terjadi penyumbatan).
·
Pembuluh Darah
Ureter
ü Arteri renalis
ü Arteri Spermatika interna
ü Arteri hipogastrika
ü Arteri Vesika inferior
·
Persyarafan
Ureter
Cabang dari pleksus mesenterika inferior, pleksus
spermatika, pleksus pelvis.Sepertiga bewah dari ureter terisi sel saraf bersatu
dgn rantai eferen dan nervus vagus.Rantai aferens dr Nervus Torakalis ke 11, ke
12, nervus lumbal ke 1 dan nervus vagus rantai aferen ureter.
3. Vesika urinaria
· Letak vesika urinaria
ü Dibelakang os pubis
ü Tempat menyimpan urine berdinding otot kuat
ü Pada saat kosong terletak dlm pelvis, saat penuh dinding terangkat masuk dlm regio hipogastrika
ü Apeks terletak dibelakng pinggir atas simpisis pubis
ü Bagian Posteior vesika urinaria berbentuk segitiga susut superolateral yg merup.Muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
ü Permukaan vesika ditutup oleh peritoneum yg membentuk didnding anterior aksavasio retrovesikalis.
ü Bag bawah permukaan posteior dipisahkan dari rektum oleh duktus deferens, vesika seminalis, vesika retroseminalis.
ü Permukaan superior ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dgn gulungan ilium dan kolon sigmoid sepanjang lateral permukaan peritoneum melipat kedinding lateral pelvis.
· Lapisan otot vesika urinaria
Terdiri
dr otot plos tersusun berkaitan ( muskulus
Detrusor vesika). Peredaran darah vesika urinaria berasal dr arteri
vesikalis superior dan inferior cabang dr iliaka interna.Vena membentuk pleksus
venosus vesikalis berhubungan dgn pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke
vena iliaka interna.
· Pembuluh limfe vesika urinaria
Mengalirkan cairan limfe ke nodi limpatik iliaka interna dan eksterna
· Persarafan vesika urinaria
Berasal dr pleksus Hipogastrika inferior.Serabut Ganglion Simpatis dr
Lumbalis 1,2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui Pleksus
Hipogastika.Ganglion Parasimpatis dari Nervus Sakralis 2,3,4 melalui
Hipogastrika inferior mencapai dinding vesika urinaria.
· Pengisian vesika urinaria
Dinding ureter merup.Otot polos tersusun scr spiral longitudinal dan sirkuler.Kontraksi
peristaltik teratur 1 - 5 kali / menit →
urine dr pelvis renalis ke vesika urinaria disemprotkan setiap
peristaltik.Ureter berjalan miring mll dinding VU menjaga ureter tertutup
kecuali selama gelombang peristaltik dan mencegah tdk kembali.VU penuh →
superior membesar dan menonjol ke atas masuk dlm rongga abdomen, peritonium
menutupi bagian bawah dinding Anterior VU.
· Pengosonganvesika urinaria
Kontraksi m. Detrusor bertanggung jawab pdpengosongan selama mikturisi
,bjln pd sisi uretra → Sfingter Uretra interna. Sepanjang uretra tdpt
Sfingter uretra membranosa (Sfingter Uretra Eksterna).
4. Uretra
Merupakan alur
sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan berfungsi menyalurkan urine
keluar.
· Uretra pria
Mulai dari orifisium uretra interna di dlm VU s.d
orifisium uretra exsterna.Pada penis panjangnya 17,5 – 20 cm. Uretra terdiri
dari bagian :
ü
Uretra prostatika
Saluran
terlebar dgn panjang 3 cm yang berjalan vertikal melalui glandula prostat
ü Pars membranasea
Saluran paling
pendek dan dangkal dgn panjang 2,5 cm dibawah belakang simpisis pubis.
ü Pars kavernosus
Saluran
terpanjang( 15)tdpt dikorpus kavernosus uretra
ü Orifisium uretra eksterna
Merupakan
bagian erektor paling berkontraksi, berupa sebuah celah vertikal yang kedua
sisinya ditutupi labia minor dan memp.Panjang 6 mm.
· Ureter wanita
Terletak dibelakang simpisis,berjalan sedikit miring
kearah atas,dan salurannya dangkal. Panjang kira – kira 4 cm mulai dari
orifisium uretra interna sampai dengan orifisium uretra eksterna.Diameter 6 cm.
Uretra menembus fasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung
didepan permukaan vagina.2,5 cm dibelakang glans klitoris, glandula uretra
bermuara ke uretra → glandula para uretralis (SKENE) yang berfungsi sebagai
saluran ekskresi.
· Lokasi ureter :
ü
Pars abdominalais
ureter
Dibelakang
peritoneum sebelah media anterior dan ditutupi oleh vasia subserosa. Ureter
kanan pada pars desenden duodenum sedangkan ureter kiri berjalan dibelakang
colon sigmoid dan mesenterium.
ü
Pars pelvis
ureter
Berjalan pada
dinding lateral kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insisura iskhiadika
mayior dan tertutup oleh peritoneum. Didepan arteri hipogastrika bagian dalam
nervus obturatorius arteri vasialis anterior dan ateri hemoroidalis
media.Ureter agak miring kebagian medial untuk mencapai sudut lateral dari
vesika urinaria.
· Pembuluh darah ureter terbagi menjadi 4 yaitu :
ü
Arteri renalis
ü
Arteri spermatika
interna
ü
Arteri
hipogastrika
ü
Arteri Vesika
inferior
· Persarafan ureter :
Merupakan
cabang pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, pleksus pelvis.Sepertiga
bawah berisi sel – sel saraf yang be5rsatu dengan rantai eferen dan nervus
vagus.Aferen dari nervus thorakalis 11, 12, nervus lumbal 1 dan nervus vagus.
C. KELAINAN – KELAINAN PADA SISTEM URINARIA
1.
Perubahan
filtrasi glomerulus
ü
Berhubungan dgn
gaya gaya yang mendorong filtrasi plasma menembus glomerulus dan gaya yang
mendorong reabsorbsi filtrasi.
ü
Gaya pendorong
filtrasi : tekanan kapiler dan osmotik koloid cairan interstinum.
ü
Gaya pd reabsorbsi
: tekanan cairan interstisium dan tekanan osmotik koloid plasma.
2. Azotemia
Mengacu pd peningkatan abnormal bahan – bahan
sisa bernitrogen di dlm darah ex : urea, asam urat dan kreatinin.Azotemia
mengisyaratkan penurunan GFR pd gagal ginjal akut / kronik.
3. Uremia
Merup. Suatu sindrom berupa peningkatan zat sisa
bernitrogen : rasa lelah, anoreksia, mual, muntah dan kelaian neurologis dan
kadang tdpt pruritus / gatal hebat. Gejala tsb karena penimbunan zat buangan,
asidosis dan anemia akibat penurunan eritropoetin.
4.
Sindrom
Nefrotik
ü
Keluarnya protein
lebih dari 3,5 gram melalui urine,yg dalam keadaan ormal tidak ada yg
dikeluarkan dan mengisyaratkan adanya cedera glomerulus berat.
ü
Kehilangan
protein menyebabkan hipoalbuminemia dan hipoimunoglobulinemia
ü
Manifestasi
klinik : rentan thd infeksi dan oedemageneralisata ( Anasarka ). Hiperlipidemia
yg berkaitan dgn hipoalbuminemia.
ü
Penanganan tdrdr
: diet protein normal,rendah lemak dgn pembatasan garam serta diberikan
diuretika utk mengeluarkan cairan (suplemen protein memperburuk gagal ginjal
tdk diberikan).
5.
Anasarka
ü
Disebabkan
penurunan sistemik tekanan osmotik kapiler dimana penurunan pd gaya utama yg
mendorong reabsorbsi cair5an interstisium kembali ke kapilerdan terjadi oedema
diruang interstisium seluruh tubuh.
ü
Oedema lunak dan
cekung bila ditekan/pitting,timbul awal di periorbita,pergelangan kaki dan
kaki.
6.
Asidosis
metabolik / asidosis ginjal
ü
Penurunan pH
plasma yg bukan karena gangguan pernafasan.
ü
Penyakit ginjal
kronik menurunkan eksresi ion hidrogen dan dpt mengubah reabsorbsi bikarbonat
yg menyebabkan peningkatan ion hidrogen plasma dan penurunan pH.
ü
Shg terjadi
perubahan fungsi sraf dan otot serta peningkatan kecepatan pernapasan sbg usaha
mengeluarkan kelebihan hidrogen sbg karbon dioksida.
7.
Ensefalopati
uremik
ü
Pada perubahan
neurologi penyakit ginjal parah
ü
Gejala: rasa
lelah,mengantuk,kejang kedutan otot,neuropati perifir/nyeri tungkai dan
kaki,penurunan daya ingat dan koma.
ü
Disebabken
penimbunan toksin – toksin,perubahan keseimbangan kalium dan penurunan pH.
ü
Pengobatan scr
dialisis /transplantasi ginjal.
D. Keadaan penyakit / cedera pada system urinaria
1.
Hipospadia
dan Epispadia
ü
Merup. Kelainan
struktural kongenital berupa kelainan letak lubang uretra pada pria dari ujung
penis ke sisi ventral / bawah.Pd bayi sering di meatus uretra/lubang uretra di
daerah skrotum/perianus.
ü
Sedangkan
epispadia adalah kelainan letak lubang uretra kongenital ke sisi dorsal penis.
ü
Gambaran klinis :
o
Ketidakmampuan
berkemih yg tdk adekuat dgn posisi berdiri
o
Chordee ( melengkungnya
penis ) dpt menyertai hipospadia
o
Disfugsi
ejakulasi dan bila chordeenya parah
penetrasi tdk dpt dilakukan
o
Pd epispadia bila
lubang uretra didorsal luas maka dpt terjadi ekstrofi/pemajanan melalui kulit
kandung kemih.
ü
Penatalaksanaan
o
Koreksi bedah
dilakukan sebelum usia 4/5 thn.
2.
Agenesis
ginjal
ü
Merupakan
kegagalan pembentukan ginjal yg dpt unilateral/ bilateral.
ü
Bilateral tdk
memungkinkan kehidupan,sedangkan unilateral menyebabkan hipertropi ginjal dlm
usahanya utk mengadaptasi disfungsi ginjal.
ü
Gambaran klinis :
o
Bilateral /
sindrom potter : anomali wajah dan patofisiologi paru,
o
Unilateral : tdk
timbul gejala bila ginjal sehat,tetapi ginjal yg ada melakukan kompensasi dan
tumbuh sampai 2 X lipat lebih besar
drpd perkiraan.
ü
Diagnostik
Ultrasonografi perinatal dpt mendeteksi.
ü
Penatalaksanaan
o
Tdk perlu
penatalaksanaan bila ginjal sehat
o
Bila mengalami
defek struktural/ fungsional dilakukan
pembedahan.
3.
Refluk
vesikoureter
ü
Adanya aliran
balik (retrograd) urine dari kandung kemih ke dlm ginjal akibat kelainan letak ureter kongenital sedang
penyebab sekunder : kandung kemih neurogenik dan infeksi berulang.
ü
Gambaran klinis
o
Infeksi saluran
kemih berulang, biasanya pd mereka yg berusia < 5 thn.
o
Pd bayi iritabilitas dan kesulitan makan.
ü
Perangkat
diagnostik
Pielogram intravena dpt membantu mendiagnosa dimana
zat warna dpt dimasukkan melalui kateter dan perjalanannya ke dlm ureter dpt
diikuti.
ü
Komplikasi
Obstruksi
ginjal dan gagal ginjal
ü
Penatalaksanaan
o
Remisi spontan sering terjadi
o
Kadang
dilakakukan tindakan pembedahan untuk memperbaiki defek
o
Terapi antibiotik
profilaktik yang dimulai saat lahir (
bila kelainananya diketahui ) dpt
mencegah infeksi berulang.
4.
Batu
ginjal
ü
Merupakan
kalkulus/batu ginjal yg terdapat di saluran kemih,tersusun dari kristal –
kristal kalsium.
ü
Faktor penyebab :
o Peningkatan pH
urine (batu kalsium bikarbonat), penurunan pH urine (asam urat)
o Konsentrasi bahan–bahan pembentuk batu yg tinggi dlm darah
dan urine, obat / kebiasaan makan tertentu.
o Adanya sesuatu yg menghambat alran urine dan
menyebabkan statis / tdk ada pergerakan urine.
o Pada GOUT sering dikarenakan batu asam urat (suatu
penyakit peningkatan pembentukan / penurunan eksresi asam urat).
ü
Gambaran klinis
o Nyeri bersifat kolik / ritmik bila batu pd ureter,
nyeri kadang hebat dan lokasi tergantung pd letak batu.
o Asimtommatik kecuali bila batu menyebabkan obstruksi /
infeksi.
o Penurunan pengeluaran urine bila ada obstruksi aliran.
o Pengenceran urine (bila terjadi obstruksi) karena
kemampuan ginjal memekatkan urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi
disekitar kapiler peritubulus.
ü
Perangkat
Diagnostik
o Pemeriksaan darah dan urine utk memeriksa bahan –
bahan pembentuk batu
o Pielogram intravena dan pemeriksaan sinar X utk
menentukan lokasi batu.
ü
Komplikasi :
o Obstruksi urine pd saluran kemih, padd vesika urinaria
menyebabkan Hidroureter dan bila tdk diatasi mengakibatkan Hidronefrosis yaitu
pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul.
o Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik
dan berakibat penurunan GFR.
o Obstruksi yg tidak diatasi menyebabkan kolaps nefron
dan kapiler sehingga terjadi iskhemia nefron dan berlanjut pada gagal ginjal.
o Pada obstruksi aliran urine berakibat infeksi bakteri.
ü
Penatalaksanaan
o Peningkatan asupan cairan untuk menigkatkan aliran
urine sebagai usaha mendorong batu.
o Pengurangan asupan bahan – bahan pembentuk batu dr
makanan
o Litotripsi / terapi gelombang kejut ekstraperitoneal (
diluar tubuh ) atau terapi laser dpt digunakan utk memecah batu
o Kadang dilakukan pembedahan utk mengangkat batu guna
mengatasi obstruksi / menempatkan selang.
5.
Neorugenik
bladder / kandung kemih neurogenik
ü
Merupakan
gangguan neurologis ( neuron motorik / sensorik) pada vesika urinaria. Pada
sensorik menyebabakan individu tidak dapat
merasakan keinginan berkemih, sedangkan bila pada motorik atas mengakibatkan
kontrol berkemih secara volunter akan hilang dan bila interupsi terletak pada
motorik bawah maka reflek spinal yang mengontrol berkemih akan terhambat dan
kandung kemih tdk akan mengosongkan secaa spontan.
ü
Penyebab
-
Sklerosis
multipel yg mengenai korteks,korda spinalis
-
Tumor atau trauma
pd korda spinalis
-
Poliomielitis
terutama mencederai neuron motorik bawah
-
Diabetes melitus
yg biasanya menyebabkan kerusakan neuron sensorik.
ü
Gambaran Klinis
-
Interupsi
sensorik menyebabkan urine merembes dan terjadi inkontinensia karena individu
tdk merasa kandung kemihnya penuh.
-
Interupsi motorik
atas dan krteks dgn efleks yg utuh
terjadi inkontinensia, volume urine sedikit dan pengosongan yg tdk tuntas,
-
Pd neuron motorik
bawah menyebabkan inkontinensia Overflow.
ü
Komplikasi
Infeksi saluran kemih berulang.
ü
penatalaksanaan
-
Sensorik :
diobati dgn melatih kandung kemih,yaitu dikosongkan dgn kateter pd interval yg
ditetapkan ( setiap 2 - 4 jam ).
-
Motorik atas :
diobati dan drainase kateter atau perangsangan lemngkung refleks secara manual
dgn menggosok daerah abdomen / perineum.
-
Motorik bawah :
diobati dgn drainase kateter / kompresi manual atas kandung kemih.
E. Preses pembentukan urine
1. Glomerulus sebegai filtrafiltrasi pada kapsul bowman
berfungsi menampung hasil filtrasi.
2. Pada tubulus terjadi penyerapan kembali zat – zat yang
sudah disaring glomerulus dilanjutkan pada pelvis renalis dan masuk pada
ureter.
3. Urine berasal dari darsah yang dibawa arteri renalis
yang terdiri dari sel darah dan bagian plasma darah.
Tiga (3) tahap pembentukan urine :
1.
Proses filtrasi
Di glomerulus karena permukaan aferen
lebih besar dari eferen akan terjadi penyerapan darah. Penyerapan dilakukan
pada sebagian cairan darah kecuali protein yang terjadi di simpai bowman /
kapsul bowmen meliputi : glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat, dan
akan diteruskan pd tubulus ginjal.
2.
Proses Reabsorsi
Pada proses ini terjadi penyerapan
kembali yang meliputi glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion
bikarbonat.Pada tubulus atas tejadi secara pasif atau obligator reabsorbsi,
sedangkan pada tubulus bawqah terjadi secara aktif atau reabsorbsi fakultatif.
3.
Proses sekresi
Sisa penyerapan kembali pada tubulus
dilanjutkan pada pelvis renalis, ke ureter kemudian masuk vesika urinaria dan
dikeluarkan lewat uretra ( meliputi : kreatinin, asma urat, kalium dan
sebagainya ).
F. Proses mikturisi
Miksi merupakan suatu proses pengosongan
kandungseni dari urine.
Dua ( 2 ) mekanisme proses miksi :
1.
Timbulnya
ketegangan pada dinding vesika urinaria
2. Munculnya reflek saraf
Urine meregang pelvis renalis
Gerak peristaltik pada pangkal ureter
Vesika
urinaria
(
meningkatkan tekanan didalamnya )
Perangsangan reseptor reflek miksi
Afren Þ medula spinalis Þ vesika urinaria
ü Utk mempertahankan tonus pd kontraksi otot vesika
urinaria agar tdk terjadi proses miksi setiap ada rangsangan pd saat pengisian
urine.
ü Stimulus yg dikirim ke medula spinalis selain kembali
ke vesika urinaria juga ke otak Þ layakkah dikeluarkan ?Þnorma.....Toilet.
·
Pengisian vesika urinaria
10 – 100 ml akan menghasilkan tekanan dalam vesika urinaria naik dari 0 s.d 10
cm H2O yang mamapu memberi rangsangan reflek meningkatkan tonus tapi tidak
berdampak untuk terjadinya miksi.
·
Jika volume
meningkat s.d 400 ml memberikan tekanan s.d 20 cm H2O yg menyebabkan tonus otot
kandung seni tidak mampu lagi mempertahankan dan terjadi kontraksi
maksimal.Dorongan untuk mengeluarkan urine dan spngter uretra oleh otak sadar
memberi ijin untuk proses miksi.
·
Syaraf yang
terlibat pada proses miksi : serabut saraf aferen, eferen spinalis dan syaraf
motorik.
·
Urutan miksi :
1. Membukanya meatus internus
2. Perubahan sudut uretrovesikal
3. Bagian atas uretra terisi urine
4. Urine bertindak sebagai iritan pd dinding uretra
5. Musculus Detrusor berkontraksi lebih kuat
6. Urine didorong ke uretra
7. Membukanya spingter exsternus
8. Urine keluar sampai dengan vesika urinaria kosong
·
Tahap
penghentian aliran urine :
1. Musculus puboccogccygeus berkontraksi saat urine
mengalir
2. Vesika urinaria tertarik keatas
3. Uretra memanjang
4. Musculus spingter eksternus dipertahankan dalam
keadaan kontraksi.
G. ENURESIS / NGOMPOL
Etiologi :
Ø Myelinisasi selubung saraf belum sempurna
Ø Sebagai mekanisme kompensasi akibat adanya stres
Ø Pada orang jompo pd kelenjar prostat karena mekanisme
overflow / tumpahnya air seni karena vesika urinaria penuh.
Ø Kelainan saraf / tabes Dorsalis : terjadi kontrol
reflek miksi tidak ada sehingga vesika urinaria terus menerus terisi.
H. HUBUNGAN SISTEM URINARIA DGN REPRODUKSI WANITA
Vesika
urinaria sangat berdekatan dgn rectum maupun organ – organ traktus urogenitalis
dan semua organ yang diinservasi oleh saraf dari pleksus sacralis.
Pada kehamilan
karena perkembangan fetus sehingga mempersempit ruang pelvis dan sering
menimbuolkan keluhan gangguan berkemih, saat kehamilan, persalinan dan periode
posnatal.
1.
Pada kehamilan
1.1 Peningkatan frekuensi
Pada kehamilan
12 minggu saat uterus membesar merupakan organ pelvis maka vesika urinaria
perlu dikosongkan dgn interval yang lebih sering karena ruang vesika urinaria
sempit.Peningkatan frekuensi ini dikatakan Fisiologis, selama kehamilan 4
minggu terakhir saat kepala fetus terletak dlm pelvis juga frekuensi
bertambah.Pada pertengahan minggu kehamilan frekuensi meningkat bersamaan dgn
disuria yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih.
1.2 Retensi akut
Timbul kadang
pada kira – kira minggu ke 12 bila uterus dalam posisi retroversio,dan bila
vesika urinaria penuh serta tercepit pd simpisis pubis.Pengobatan dengan
pemasangan kateter dan mengososngkan vesika urinaria perlahan – perlahan.
1.3 Inkontinensia stres
Urine
dikeluarkan secara tidak sadar menjelang akhir kehamilan apabila kepala fetus
turun sangat pd pelvis.
2.
Pada saat persalinan
2.1 Peningkatan frekuensi
Penignkatan
frekuensi dikarenakan posisi kepala fetus occipitoposterior, dimana kepala
mengalami defleksi / mendongak akan memberikan tekanan saraf pada pleksus
sacralis dan merangsang reseptor sensoris pada dinding vesika urinaria sehingga
wanita mempunyai keinginan berkemih.
2.2 Retensi akut
Tekanan pada
pleksus sacralis oleh kepala fetus yang mengakibatkan rangsangan berkurang dan
impuls motorik yg merangsang aktivitas otot akan tertekan, sehingga tekanan
intravesikal naikwalaupun vesika urinaria mengalami peregangan tetepi wanita
tsb tidak ingin berkemih.
Tekanan pd
servik vesicae dan uretra oleh kepala akan menyebabkan tekanan pd bangunan
tersebut menimbulkan desakan ekstra uretral.Secara mekanis tdk mungkin
menimbulkan pengeluaran urine karena meatus internus dan sudut uretrovesikal
mengalami desakan.Retensi ini mengalami kekambuhan karena ketiadaan rangsangan
saraf dan reseptor.
Anestesia,
dimana bllok epidural akan menyebabakan paralisis / kelumpuhan sementara saraf
– saraf yang menginervasi vesika urinaria. Serabut saraf simpatis efeen dari 2
segmen vertebra thorahalis terbawah dan segmen vertebra lumbalis 1 dari medula
spinalis dan serabut eferen parasimpatis dari segmen cervikalis ke 2,3 dan 4.
Efek yang
sering terjadi pada vesika urinaria penuh pada persalinan meliputi : penundaan
penurunan kepala fetus, menurunnya efisiensi kontraksi uterus pada kala 3,
terjadi tetesan urine pada setiap kontraksi ekspulsif selama kala 2,desakan /
kompresif vesika urinaria oleh kepala fetus menyebabakan memar dan edema pd
vesika urinaria dan uretra, menyebabkan rasa sakit , memperlambat kelahiran
plasenta, menimbulkan predisposisi perdarahan postpartum dengan menghambat
kontrasi uterus,menyebabkan fistula vesicovaginalis apabila trauma berat dan
desakan lama, peregangan yang berlebihan pada vesika urinaria dapat menyebabkan
ketidaksetabilan musculus detusor.
2.3
Pada
puerperium
2.3.1 Peningkatan frekuensi
Faktor
fisiologis ,selama 48 jam pertama puerperium terjadi peningkatan diuresis
akibat pengrangan volume darah ibu dan autolisis serabut uterus.
Infeksi,
karena kekambuhan infeksi traktus urinaria yg dpt terjadi saat pertama kali
puerperium karena adanya lokea, trauma jaringan dan stasis urine.Pencegahan
dengan pengosongan vesika urinaria secara teratur dan kebersihan perianal.
Tonus otot,
kekendoran otot dasar pelbvis yg lama pd saraf saat partus menyebabkan musculus
detrusor sebelum tekanan intravesikal yg normal dicapai.
2.3.2 Retensi urine akut
Sikap,ibu
selalu ditempat tidur dan menggunakan bedpen akan mengakibatkan kesulitan dan
dapat diatasi dgn penggunaa pispot.
Rasa malu, ibu
yg kurang mendapatkan privacy maka secara psikologis malu didengar orang lain
dan secara tidak langsung berpengaruh pada saraf motorik yang dikendalikan otak
sadar tidak ingin dikeluarkan.
Takut rasa
sakit,terutam apda adanya lecet perineum, vagina, memar perineum/ jahitan
perineum.
Atoni otot
vesika urinaria, peregangan yang berlebihan selama persalinan atau tekanan
kepala yang lama dapat menyebabkan pengurangan rangsangan vesika urinaria
karena saraf / impuls motorik terganggu.
Pemanjangan
uretra dan memar/ edemaakan menyumbat lumen uretra.
2.3.3 Retensi dengan aliran
berlebih
Akibat dari
retensi akut, vesika urinaria tdk mampu melakukan peregangan dan keinginan utk
mengosongkan terhambat, maka urine akan menetes secara intermiten karena meatus
internus tdk dpt tertutup saat tonus otot vesika urinaria menjadi lebih besar.
Tonus otot,
akibat dari atonia karena persalinan yg lama maka otot dasar pelvis dan vesika
urinaria akan menyebabakan basis vesiaka urinaria akan menjadi cembung dan
bersanda pada dindindg depan vagiana.
Vesika
urinaria yg penuh pd persalinan, bila tdk dikosongkan pada kala 1 maka akan
terjadi tetesan urin pada setiap kontraksi ekspulsif selama kala 2. Penanganan
dgn pemasangan kateter.
2.3.4 Inkontinensia
Merupakan pengeluaran urine urgensi secara sadar /
involunter yang disertai dengan keinginan yang besar berkemih yang disebabakan
musculus detrusor yg tidak stabil, otot dasar pelvis yang kendor, sistocel dan
infeksi saluran kemih.
Dijumpai pada
pasien yang tidak sadar atau mengalami cedera pada medula spinalis.Keadaan ini
disebabkan oleh trauma derajat besar misalnya fistula vesicovaginalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar