Kamis, 01 Maret 2012

SISTEM PENCERNAAN


SISTEM PENCERNAAN

A.      Pembagian Regio Abdomen  adalah sebagai berikut:
1.        Bidang transpilorika
2.        Bidang Intertuberkular
3.        Bidang vertikal dekstra
4.        Bidang vertikal sinistra

B.      Pembagian Regio Abdomen berdasarkan kwadrannya :
1.        Hipokondria dekstra
2.        Epigastrika
3.        Hipokondria sinistra
4.        Lumbal dekstra
5.        Umbilikus
6.        Lumbal Sinistra
7.        Iliaka dekstra
8.        Hipogastrika
9.        Iliaka sinistra

C.      Bagian-bagian anatomi system pencernaan
Sistem pencernaan dibentuk dari beberapa organ yaitu :
1.        Mulut
·        Permulaan Saluran pencernaan
·        Dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat

·        Terbagi menjadi 2 bagian :
ü Bagian luar
ü Bagian rongga mulut


2.        Farinx
Merupakan organ yang menghubungkan kavum oris dengan esophagus.Letak : dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Pada lengkung faring terdapat tonsil.Bersimpangan dengan jalan napas dan jalan makanan. Tekak terdiri dari :
ü Superior nasofaring
ü Media orofaring
ü Inferior laringofaring

3.        Esofagus
Merupakan organ penghubung antara faring dan pintu masuk kardiak lambung (25 cm). Letak: Menjalar melalui dada dekat kolumna vertebralis di belakang trakhea dan jantung kemudian melalui thorax menembus diafragma menghubungkan lambung.Lapisan esofagus terdiri dari:
ü epitel skuamosa bertingkat
ü sub mukosa
ü lapisan otot (otot lurik dan otot polos)

4.        Lambung
Merupakan kantung yang mengandung otot. Bagian– bagian lambung :
ü Fundus lambung sbg  reservoir
ü Korpus lambung
Sebagai tempat sekresi asam oleh kelenjar lambung.Untuk menyimpan dan mencampur makanan
ü Antrum pilorik
Sebagai pompa untuk mentranspor makanan ke usus    halus.
ü Spingter pilorik
                         Sebagai pintu keluar lambung
Lambung berfungsi untuk menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan       peristaltik dan bantuan getah lambung.Getah cerna lambung mengandung Hcl yang berfungsi  mengasamkan semua makanan dan sebag ai zat antiseptic. Enzim pencerna dalam getah lambungadalah :
ü Pepsin : memecah putih telur menjadi        pepton
ü Renin : mengubah kasinogen mjd kasein
ü Lipase lambung : memecah lemak mjd asam lemak
Perangsangan sekresi getah lambung sebagian diterima dari rangsangan saraf dan rangsangan kimiawi diselubungi oleh villi yang mengandung sel – sel leukosit  dan tumpukan kelenjar : lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang terdapat pembuluh darah, lapisan serosa (sebelah luar)

5.        Usus halus / intestinum minor
Saluran pencernaan terpanjang yang berpangkal dari pilorus s/d katup ileo-kolika tempat bersambung dengan usus besar.Fungsi : mencerna dan mengabsorsi khime dari lambung.Letak : didaerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar. Struktur lapisan otot halus: lapisan mukosa (sebeleh dalam).

·        Duodenum (panjang 25 cm)
Bagian pertama usus halus.Bentuk sepatu kuda, mengelilingi kepala pancreas.Terdapat ampula hepatopankreatika (ampula vateri)     lubang tempat bertemunya saluran empedu dan pankreas ke dalam duodenum.

·        Yeyenum : 2/5 dari usus halus bagian atas.

·        Ileum : 3/5 akhir

6.     Usus besar / intestestinum mayor
Usus besar berfungsi untuk : mengabsorbsi air –elektrolit  dan tempat memproduksi feses.
Terdiri dari :
ü caecum (sekum)
ü Appendix vermiformis
ü Colon (ascenden,   transversum, descendendan sigmoideum)


·        Caecum
Bagian usus besar yang terletak di bawah perbatasan antara ileum dan usus besar.Dibawahnya terdpt apendix vermiformis. Panjang ± 6 cm     

·        Apendix vermiform
Organ yang banyak mengandung limfoid.Panjang : 8 – 13 cm. Letak :dasar melekat pada permukaan postero medial caecum. Lainnya terletak bebas ataupadaregio iliaka kananyaitu1/3 garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan dengan umbilicus.

·        Colon
Colon dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
·        Colon Ascenden (± 13 cm)
Colon yang berjalan ke atas dari caecum sampai permukaan  inferior lobus kanan hati. Terletak di Regio iliaka kanan.
·        Colon Transversum (38 cm )
Terletak pada menyilang abdomen mulai pada fleksura hepatika tgt ke bwh kmd berjalan ke  atas sampai fleksura lienalis.
·        Colon Descenden (± 25 cm )
Terletak pada regio iliaka kiri.Berjalan ke bawah dari fleksura hepatika sinistra sampai pinggir pelvis kemudian dilanjutkan sampai sigmoideum
·        Sigmoideum
Merupakan lanjutan dari kolon descenden yang terletak di dalam rongga pelvis sblh kiri, ujung bawah berhub.dg rektum
                  
7.     Rektum
Terletak : dlm rongga pelvik depan os sakrum dan os koksigeus.Penghubung intestinum mayor dan anus

8.     Anus
Bagian saluran pencernaan yg menghubkan rektum dg dunia luar.Terletak di dasar pelvis.



SISTEM URINARIA

A.      Batasan

Suatu sistem yang didalamnya terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat –zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh.Merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra.

 

B.      Bagian-bagian dari system urinaria :

1.     Ginjal
Organ terpenting mempertahankan Homeostasis.
Ø Fungsi utama ginjal :
·        Mengeksresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh
·        Mengatur konsentrasi unsur cairan tubuh
·        Mempertahankan Homeostasis dengan cara: mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, eksresi sisa metabolisme, sistem pengaturan hormonal.

Ø Letak ginjal
Terletak dalam rongga Abdomen, retroperitoneal primer kiri / kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat. Batas atas kiri: setinggi iga ke 11, kanan: setinggi iga ke 12. Batas bawah ginjal kiri, setinggi vertebra lumbalis ke 3.Panjang ginjal 11,25cm, lebar 5 –7 cm, tebal 2.5 cm. Berat ginjal pd pria   : 150 –170 gram. Ginjal wanita: 115 – 155 gram. Bentuk seperti kacang sisi dalam menghadap vertebre torakalis sisi luar cembung diatas  setiap ginjal terdapat kelenjar Suprarenal.

Ø Struktur ginjal
Ginjal ditutupi oleh Kapsul tunika Fibrosa yang kuat.Bagian – bagian ginjal meliputi :
·        Medula ( bagian interna )
Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnya 8 – 16 buah, berbasis sepanjang ginjal, apeksnya disinus renalis.
·        Korteks ( bagian eksterna )
Substansia berwarna coklat merah, konsisitensi lunak dan bergranula.

Ø Pembungkus ginjal
Terdiri dari jaringan lemak/kapsul adiposa/ peritoneal feet.Ginjal dan kapsul adiposa tertutup oleh fasia subserosa / fascia renalis.

Ø Struktur Mikroskopis ginjal
ü    Satuan fungsional ginjal disebut Nefron
ü    Setiap ginjal kira – kira 1.3 juta nefron
ü    Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah
ü    Arteri Renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal
ü    Lubang – lubang pada piramid renal membentuk simpul satu badan malfigi yang disebut Glomerulus.

Bagian-bagian dari ginjal diantaranya adalah :
·     Nefron terdiri dari:
v Glomerulus
Merupakan anyaman kapiler / gulungan yang terletak didlm kapsul bowman.Menerima darah dari arteriol aferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriol eferen.Natrium dan kalium difiltrasi.Elektromikroskopis : berdiameter 200mm, dibentuk oleh invagina anyaman kapiler yang menempati kapsul Bowman dan mempunyai 2 lapisan seluler yang memisahkan darah dari kapiler glomerulus dan filtrat.Arteriol aferen dan ujung akhir ansa Henle asendens tebal, nefron yang sama bersentuhan.Titik persentuhan sel tubulus ( Ansa Henle Asendens ) disebut Makula Densa.Dinding arteriol yang bersentuhan dengan ansa henle jadi tebalsebab mengandung sel – sel butir – butir sekresi renin yang besar.Sawar ginjal merupakan bangunan yang memisahkan darah kapiler glomerulus dari filtrat dalam rongga kapsula Bowman.Filtrasi halus melalui sawar dan tergantung pada tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus yang biasanya 75 mm hg.
v Tubulus Proksimal Konvulta
Tubulus berhubungan dengan kapsul Bowman dengan panjang 15 mm, diameter 55 um.Bentuknya kelok –kelok dari korteks medula dan kembali kekorteks sekitar 2/3 dari natrium yang terfiltrasi diabsorbsi secara Isotonis bersama Klorida.
Pada keadaan ini melalui proses Transprtasi aktif natrium.Peningkatan reabsorbsi natrium akan mengurangi pengeluaran air dan natrium, hal ini dapat mengganggu pengenceran dan pemekatan urine yang normal.Kalium diresorbsi lebih dri 70 % dengan mekanisme Transportasi
v Gelung Henle
Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis sampai segmen tebal panjangnya 12 mm.Total panjang Henle 2 –14 mm. Klorida diserap secara aktif diserap kembali pada cabang asendens gelung Hanle dan Natrium yang bergerak secara pasif untuk mempertahankan kenetralan listrik.25 % Natrium yang difiltrasi diserap kembali karena darah nefron bersifat tidak permeabel terhadap air.Reabsorbsi klorida dan natrium di pars asenden untuk pemekatan urine karena membantu mempertahankan integritas gradiens konsentrasi medula.20 – 25 % kalium terfiltrasi diabsorbsi pada pars asendens lengkung Henle.Proses pasif karena gradien elektrokimia yang timbul sebagai akibat dari reabsorbsi aktif klorida pada segmen nefron.
v Tubulus Distal Konvulta
Merupakan bagian tubulus ginjal yang berkelok – kelok dan letaknya jauh dari kapsul Bowman.Panjang 5 mm. Tubulus distal nefron bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm. Berjalan melalui korteks dan medula ginjal serta membentuk duktus bermuara ke duktus Belini, kalik minor ke kalik mayor dan mengosongkan isi ke dalam pelvis renalis pada apeks piramid medula ginjal.
v Duktus koligen medulla
Saluran yang secar metabolik tidak aktif.Pengaturan ekskresi natrium urine dan aldosteron yang berperan terhadap reabsorbsi natrium.Peningkatan aldosteron dihubungkan dengan peningkatan natrium.Mampu mereabsorbsi dan mensekresi kalium.Eksekresi aktif kalium pada duktus koligen kortikal dan dikendalikan aldosteron.Reabsorbsi aktif kalium dlm duktus koligen medula

Ø Peredaran darah ginjal
Mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis sebelum masuk ke ginjal.Arteri renalis bercabang : a.renalis anterior dan a. Renalis posterior. Anterior memberi darah pd ginjal anterior dan ventral. Posterior memberi darah pd ginjal posterior dan dorsal. Terletak diantara piramid ( arteri interlobularis)yang berakhir sebagai : vasa aferen glomerulus, pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar dlm korteks tanpa berhubungan dgn glomerulus dan pembuluh darah menembus kapsula Bowman.

Ø Pembuluh Limfe Ginjal
Mengikuti perjalanan a. Renalis menuju ke nodi limfatikus aorta lateral pd sekita pangkal A. Renalis dan dibentuk oleh pleksus dari massa ginjal.
Kapsul fibrosa dan bermuara di nodus lateral aortika.

 

Ø Persyarafan ginjal
Terdiri dari lebih 15 ganglion.Ganglion membentuk pleksus renalis yang berasal dari cabang terbawah dan di luar ganglion pleksus seliaka,austikus dan bagian bawah splenikus.Pleksus ini membentuk serabut yang dapat menimbulkan nyeri pd testis pd kelainan ginja

2.     Ureter

Ureter terdiri dari 2 buah saluran yang bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.Panjang 25 – 30 cm, penampang 0,5 cm mempunyai 3 cepitan pada sepanjang jalan pada piala ginjal berhub. Dgn ureter, menjadi kaku melewati pigngir pelvis dan saat menembus kandung kemih.Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik setiap 5 menit untuk mendorong air kemih masuk vesika urinaria.Pelvis ureter bagian atas melebar membentuk corong terletak dalam hilus ginjal menerima kalik mayor.Ureter keluar dari hilus ginjal berjalan vertikal kebawah dibelakang peritoneum parietal melekat pada muskulus psoas memisahkan dengan prosesus transversus vertebrae lumbalis.
·        Lapisan Ureter
v Dinding luar jaringan ikat/jaringan fibrosa
v Lapisan tengah/otot polos
v lapisan dalam/mukosa
·        Lokasi ureter :
v Pars abdominalis ureter
Dlm kavum abdomen, dibelakang peritonium sebelah media m.psoas mayor ditutupi vasia subserosa.Vasa spermatika/ ovarika interna menyilang ureter secara obligue mencapai kavum pelvis menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan pada pars desenden doudenum, dan ureter kiri disilang oleh fasa koplika sinistra.
v Pars pelvis ureter
Pada dinding lateral kavum pelvis tepi anteior dari insisura iskhiadika mayor dan ditutupi peritoneum.Ureter ditemukan didepan arteri hipogastrika bag. Dlm nervus obturatorius arteri vasialis anterior dan arteri hemoroidalis media.
v Ureter Pria
Ureter pria terletak di dalam visura seminalis bagian atas disilang oleh duktus deferen dan dikelilingi pleksus vesikalis.Berjalan obligue 2 cm dlm dinding vesika urinaria,atas dan bawah tertutup pd waktu vesika urinaria penuh membentuk katub/valvula dan mencegah pengembalian urine dari vesika urinaria.

v Ureter wanita
Terletak dibelakang fossa ovarika dan berjalan kebag. Medial kedepan bagian lateralis serviks uteri bagian atas vagina mencapai vundus vesika urinaria.terdapat arteri uterina 2.5 cm selanjutnya menyilang menuju keatas diantara lapisan ligamentu matum.Mempunyai jarak 2 cm dari sisi serviks utereri.tiga tempat penting meliputi : sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vassa iliaka diameter 4 mm dan saat masuk vesika diameter 1–5 mm (sering terjadi penyumbatan).

·        Pembuluh Darah Ureter
ü Arteri renalis
ü Arteri Spermatika interna
ü Arteri hipogastrika
ü Arteri Vesika inferior

·        Persyarafan Ureter
Cabang dari pleksus mesenterika inferior, pleksus spermatika, pleksus pelvis.Sepertiga bewah dari ureter terisi sel saraf bersatu dgn rantai eferen dan nervus vagus.Rantai aferens dr Nervus Torakalis ke 11, ke 12, nervus lumbal ke 1 dan nervus vagus rantai aferen ureter.

3.     Vesika urinaria

·              Letak vesika urinaria

ü    Dibelakang os pubis

ü    Tempat menyimpan urine berdinding otot kuat

ü    Pada saat kosong terletak dlm pelvis, saat penuh dinding terangkat masuk dlm regio hipogastrika

ü    Apeks terletak dibelakng pinggir atas simpisis pubis

ü    Bagian Posteior vesika urinaria berbentuk segitiga susut superolateral yg merup.Muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.

ü    Permukaan vesika ditutup oleh peritoneum yg membentuk didnding anterior aksavasio retrovesikalis.

ü    Bag bawah permukaan posteior dipisahkan dari rektum oleh duktus deferens, vesika seminalis, vesika retroseminalis.

ü    Permukaan superior ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dgn gulungan ilium dan kolon sigmoid sepanjang lateral permukaan peritoneum melipat kedinding lateral pelvis.

 

·              Lapisan otot vesika urinaria

  Terdiri dr otot plos tersusun berkaitan ( muskulus  Detrusor vesika). Peredaran darah vesika urinaria berasal dr arteri vesikalis superior dan inferior cabang dr iliaka interna.Vena membentuk pleksus venosus vesikalis berhubungan dgn pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.

·              Pembuluh limfe vesika urinaria

Mengalirkan cairan limfe ke nodi limpatik iliaka interna dan eksterna

·              Persarafan vesika urinaria

Berasal dr pleksus Hipogastrika inferior.Serabut Ganglion Simpatis dr Lumbalis 1,2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui Pleksus Hipogastika.Ganglion Parasimpatis dari Nervus Sakralis 2,3,4 melalui Hipogastrika inferior mencapai dinding vesika urinaria.

·              Pengisian vesika urinaria

Dinding ureter merup.Otot polos tersusun scr spiral longitudinal dan sirkuler.Kontraksi peristaltik teratur 1 -  5 kali / menit → urine dr pelvis renalis ke vesika urinaria disemprotkan setiap peristaltik.Ureter berjalan miring mll dinding VU menjaga ureter tertutup kecuali selama gelombang peristaltik dan mencegah tdk kembali.VU penuh → superior membesar dan menonjol ke atas masuk dlm rongga abdomen, peritonium menutupi bagian bawah dinding Anterior VU.

·           Pengosonganvesika urinaria

Kontraksi m. Detrusor bertanggung jawab pdpengosongan selama mikturisi ,bjln pd sisi uretra → Sfingter Uretra interna. Sepanjang uretra tdpt Sfingter uretra membranosa (Sfingter Uretra Eksterna).

4.     Uretra

Merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan berfungsi menyalurkan urine keluar.

·           Uretra pria

Mulai dari orifisium uretra interna di dlm VU s.d orifisium uretra exsterna.Pada penis panjangnya 17,5 – 20 cm. Uretra terdiri dari bagian :
ü    Uretra prostatika
Saluran terlebar dgn panjang 3 cm yang berjalan vertikal melalui glandula prostat
ü    Pars membranasea
Saluran paling pendek dan dangkal dgn panjang 2,5 cm dibawah belakang simpisis pubis.
ü    Pars kavernosus
Saluran terpanjang( 15)tdpt dikorpus kavernosus uretra
ü    Orifisium uretra eksterna
Merupakan bagian erektor paling berkontraksi, berupa sebuah celah vertikal yang kedua sisinya ditutupi labia minor dan memp.Panjang 6 mm.

         

·           Ureter wanita

Terletak dibelakang simpisis,berjalan sedikit miring kearah atas,dan salurannya dangkal. Panjang kira – kira 4 cm mulai dari orifisium uretra interna sampai dengan orifisium uretra eksterna.Diameter 6 cm. Uretra menembus fasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung didepan permukaan vagina.2,5 cm dibelakang glans klitoris, glandula uretra bermuara ke uretra → glandula para uretralis (SKENE) yang berfungsi sebagai saluran ekskresi.

·           Lokasi ureter :

ü Pars abdominalais ureter
Dibelakang peritoneum sebelah media anterior dan ditutupi oleh vasia subserosa. Ureter kanan pada pars desenden duodenum sedangkan ureter kiri berjalan dibelakang colon sigmoid dan mesenterium.
ü Pars pelvis ureter
Berjalan pada dinding lateral kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insisura iskhiadika mayior dan tertutup oleh peritoneum. Didepan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatorius arteri vasialis anterior dan ateri hemoroidalis media.Ureter agak miring kebagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.

·           Pembuluh darah ureter  terbagi menjadi 4 yaitu :

ü     Arteri renalis
ü     Arteri spermatika interna
ü     Arteri hipogastrika
ü     Arteri Vesika inferior

·           Persarafan ureter :

Merupakan cabang pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, pleksus pelvis.Sepertiga bawah berisi sel – sel saraf yang be5rsatu dengan rantai eferen dan nervus vagus.Aferen dari nervus thorakalis 11, 12, nervus lumbal 1 dan nervus vagus.

C.      KELAINAN – KELAINAN PADA SISTEM URINARIA

1.     Perubahan filtrasi glomerulus
ü Berhubungan dgn gaya gaya yang mendorong filtrasi plasma menembus glomerulus dan gaya yang mendorong reabsorbsi filtrasi.
ü Gaya pendorong filtrasi : tekanan kapiler dan osmotik koloid cairan interstinum.
ü Gaya pd reabsorbsi : tekanan cairan interstisium dan tekanan osmotik koloid plasma.

2.     Azotemia
Mengacu pd peningkatan abnormal bahan – bahan sisa  bernitrogen di dlm darah  ex : urea, asam urat dan kreatinin.Azotemia mengisyaratkan penurunan GFR pd gagal ginjal akut / kronik.

3.     Uremia
Merup. Suatu sindrom berupa peningkatan zat sisa bernitrogen : rasa lelah, anoreksia, mual, muntah dan kelaian neurologis dan kadang tdpt pruritus / gatal hebat. Gejala tsb karena penimbunan zat buangan, asidosis dan anemia akibat penurunan eritropoetin.

4.     Sindrom Nefrotik
ü  Keluarnya protein lebih dari 3,5 gram melalui urine,yg dalam keadaan ormal tidak ada yg dikeluarkan dan mengisyaratkan adanya cedera glomerulus berat.
ü  Kehilangan protein menyebabkan hipoalbuminemia dan hipoimunoglobulinemia
ü  Manifestasi klinik : rentan thd infeksi dan oedemageneralisata ( Anasarka ). Hiperlipidemia yg berkaitan dgn hipoalbuminemia.
ü  Penanganan tdrdr : diet protein normal,rendah lemak dgn pembatasan garam serta diberikan diuretika utk mengeluarkan cairan (suplemen protein memperburuk gagal ginjal tdk diberikan).

5.     Anasarka
ü  Disebabkan penurunan sistemik tekanan osmotik kapiler dimana penurunan pd gaya utama yg mendorong reabsorbsi cair5an interstisium kembali ke kapilerdan terjadi oedema diruang interstisium seluruh tubuh.
ü  Oedema lunak dan cekung bila ditekan/pitting,timbul awal di periorbita,pergelangan kaki dan kaki.

6.     Asidosis metabolik / asidosis ginjal
ü  Penurunan pH plasma yg bukan karena gangguan pernafasan.
ü  Penyakit ginjal kronik menurunkan eksresi ion hidrogen dan dpt mengubah reabsorbsi bikarbonat yg menyebabkan peningkatan ion hidrogen plasma dan penurunan pH.
ü  Shg terjadi perubahan fungsi sraf dan otot serta peningkatan kecepatan pernapasan sbg usaha mengeluarkan kelebihan hidrogen sbg karbon dioksida.
7.     Ensefalopati uremik
ü  Pada perubahan neurologi penyakit ginjal parah
ü  Gejala: rasa lelah,mengantuk,kejang kedutan otot,neuropati perifir/nyeri tungkai dan kaki,penurunan daya ingat dan koma.
ü  Disebabken penimbunan toksin – toksin,perubahan keseimbangan kalium dan penurunan pH.
ü  Pengobatan scr dialisis /transplantasi ginjal.


D.      Keadaan penyakit / cedera pada system urinaria

1.     Hipospadia dan Epispadia
ü  Merup. Kelainan struktural kongenital berupa kelainan letak lubang uretra pada pria dari ujung penis ke sisi ventral / bawah.Pd bayi sering di meatus uretra/lubang uretra di daerah skrotum/perianus.
ü  Sedangkan epispadia adalah kelainan letak lubang uretra kongenital ke sisi dorsal penis.
ü  Gambaran klinis :
o    Ketidakmampuan berkemih yg tdk adekuat dgn posisi berdiri
o    Chordee ( melengkungnya penis ) dpt menyertai hipospadia
o    Disfugsi ejakulasi dan bila  chordeenya parah penetrasi tdk dpt dilakukan
o    Pd epispadia bila lubang uretra didorsal luas maka dpt terjadi ekstrofi/pemajanan melalui kulit kandung kemih.
ü  Penatalaksanaan
o        Koreksi bedah dilakukan sebelum usia 4/5 thn.

2.     Agenesis ginjal
ü  Merupakan kegagalan pembentukan ginjal yg dpt unilateral/ bilateral.
ü  Bilateral tdk memungkinkan kehidupan,sedangkan unilateral menyebabkan hipertropi ginjal dlm usahanya utk mengadaptasi disfungsi ginjal.
ü  Gambaran klinis :
o    Bilateral / sindrom potter : anomali wajah dan patofisiologi paru,
o    Unilateral : tdk timbul gejala bila ginjal sehat,tetapi ginjal yg ada melakukan kompensasi dan tumbuh sampai 2 X lipat lebih besar   drpd perkiraan.
ü  Diagnostik
Ultrasonografi perinatal dpt mendeteksi.
ü  Penatalaksanaan
o    Tdk perlu penatalaksanaan bila ginjal sehat
o    Bila mengalami defek struktural/ fungsional  dilakukan pembedahan.

3.     Refluk vesikoureter
ü  Adanya aliran balik (retrograd) urine dari kandung kemih ke dlm ginjal akibat   kelainan letak ureter kongenital sedang penyebab sekunder : kandung kemih neurogenik dan infeksi berulang.
ü  Gambaran klinis
o    Infeksi saluran kemih berulang, biasanya pd mereka yg berusia < 5 thn.
o    Pd bayi  iritabilitas dan kesulitan makan.
ü  Perangkat diagnostik
Pielogram intravena dpt membantu mendiagnosa dimana zat warna dpt dimasukkan melalui kateter dan perjalanannya ke dlm ureter dpt diikuti.
ü  Komplikasi
Obstruksi ginjal  dan gagal ginjal
ü  Penatalaksanaan
o    Remisi  spontan sering terjadi
o    Kadang dilakakukan tindakan pembedahan untuk memperbaiki defek
o    Terapi antibiotik profilaktik yang dimulai saat lahir  ( bila kelainananya  diketahui ) dpt mencegah infeksi berulang.

4.     Batu ginjal
ü  Merupakan kalkulus/batu   ginjal yg terdapat  di saluran kemih,tersusun dari kristal – kristal kalsium.
ü  Faktor penyebab :
o  Peningkatan pH  urine (batu kalsium bikarbonat), penurunan pH urine (asam urat)
o  Konsentrasi bahan–bahan pembentuk batu yg tinggi dlm darah dan urine, obat / kebiasaan makan tertentu.
o  Adanya sesuatu yg menghambat alran urine dan menyebabkan statis / tdk ada pergerakan urine.
o  Pada GOUT sering dikarenakan batu asam urat (suatu penyakit peningkatan pembentukan / penurunan eksresi asam urat).




ü  Gambaran klinis
o  Nyeri bersifat kolik / ritmik bila batu pd ureter, nyeri kadang hebat dan lokasi tergantung pd letak batu.
o  Asimtommatik kecuali bila batu menyebabkan obstruksi / infeksi.
o  Penurunan pengeluaran urine bila ada obstruksi aliran.
o  Pengenceran urine (bila terjadi obstruksi) karena kemampuan ginjal memekatkan urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi disekitar kapiler peritubulus.
ü  Perangkat Diagnostik
o  Pemeriksaan darah dan urine utk memeriksa bahan – bahan pembentuk batu
o  Pielogram intravena dan pemeriksaan sinar X utk menentukan lokasi batu.
ü  Komplikasi :
o  Obstruksi urine pd saluran kemih, padd vesika urinaria menyebabkan Hidroureter dan bila tdk diatasi mengakibatkan Hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul.
o  Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan berakibat penurunan GFR.
o  Obstruksi yg tidak diatasi menyebabkan kolaps nefron dan kapiler sehingga terjadi iskhemia nefron dan berlanjut pada gagal ginjal.
o  Pada obstruksi aliran urine berakibat infeksi bakteri.

ü  Penatalaksanaan
o  Peningkatan asupan cairan untuk menigkatkan aliran urine sebagai usaha mendorong batu.
o  Pengurangan asupan bahan – bahan pembentuk batu dr makanan
o  Litotripsi / terapi gelombang kejut ekstraperitoneal ( diluar tubuh ) atau terapi laser dpt digunakan utk memecah batu
o  Kadang dilakukan pembedahan utk mengangkat batu guna mengatasi obstruksi / menempatkan selang.

5.     Neorugenik bladder / kandung kemih neurogenik
ü  Merupakan gangguan neurologis ( neuron motorik / sensorik) pada vesika urinaria. Pada sensorik menyebabakan  individu tidak dapat merasakan keinginan berkemih, sedangkan bila pada motorik atas mengakibatkan kontrol berkemih secara volunter akan hilang dan bila interupsi terletak pada motorik bawah maka reflek spinal yang mengontrol berkemih akan terhambat dan kandung kemih tdk akan mengosongkan secaa spontan.
ü  Penyebab
-         Sklerosis multipel yg mengenai korteks,korda spinalis
-         Tumor atau trauma pd korda spinalis
-         Poliomielitis terutama mencederai neuron motorik bawah
-         Diabetes melitus yg biasanya menyebabkan kerusakan neuron sensorik.
ü  Gambaran Klinis
-         Interupsi sensorik menyebabkan urine merembes dan terjadi inkontinensia karena individu tdk merasa kandung kemihnya penuh.
-         Interupsi motorik atas dan krteks    dgn efleks yg utuh terjadi inkontinensia, volume urine sedikit dan pengosongan yg tdk tuntas,
-         Pd neuron motorik bawah menyebabkan inkontinensia Overflow.

ü  Komplikasi
Infeksi saluran kemih berulang.
ü  penatalaksanaan
-         Sensorik : diobati dgn melatih kandung kemih,yaitu dikosongkan dgn kateter pd interval yg ditetapkan ( setiap 2 - 4 jam ).
-         Motorik atas : diobati dan drainase kateter atau perangsangan lemngkung refleks secara manual dgn menggosok daerah abdomen / perineum.
-         Motorik bawah : diobati dgn drainase kateter / kompresi manual atas kandung kemih.

E.      Preses pembentukan urine

1.     Glomerulus sebegai filtrafiltrasi pada kapsul bowman berfungsi menampung hasil filtrasi.
2.     Pada tubulus terjadi penyerapan kembali zat – zat yang sudah disaring glomerulus dilanjutkan pada pelvis renalis dan masuk pada ureter.
3.     Urine berasal dari darsah yang dibawa arteri renalis yang terdiri dari sel darah dan bagian plasma darah.

Tiga (3) tahap pembentukan urine :
1.        Proses filtrasi
Di glomerulus karena permukaan aferen lebih besar dari eferen akan terjadi penyerapan darah. Penyerapan dilakukan pada sebagian cairan darah kecuali protein yang terjadi di simpai bowman / kapsul bowmen meliputi : glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat, dan akan diteruskan pd tubulus ginjal.
2.        Proses Reabsorsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali yang meliputi glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat.Pada tubulus atas tejadi secara pasif atau obligator reabsorbsi, sedangkan pada tubulus bawqah terjadi secara aktif atau reabsorbsi fakultatif.
3.        Proses sekresi
Sisa penyerapan kembali pada tubulus dilanjutkan pada pelvis renalis, ke ureter kemudian masuk vesika urinaria dan dikeluarkan lewat uretra ( meliputi : kreatinin, asma urat, kalium dan sebagainya ).

F.       Proses mikturisi

Miksi merupakan suatu proses pengosongan kandungseni dari urine.
Dua ( 2 ) mekanisme proses miksi :
1.     Timbulnya ketegangan pada dinding vesika urinaria
2.     Munculnya reflek saraf

Urine meregang pelvis renalis
 

         
Gerak peristaltik  pada pangkal ureter
                                     

                                      Vesika urinaria
                   ( meningkatkan tekanan didalamnya )       




Perangsangan reseptor reflek miksi
Afren Þ medula spinalis Þ vesika urinaria
ü Utk mempertahankan tonus pd kontraksi otot vesika urinaria agar tdk terjadi proses miksi setiap ada rangsangan pd saat pengisian urine.
ü Stimulus yg dikirim ke medula spinalis selain kembali ke vesika urinaria juga ke otak Þ layakkah dikeluarkan ?Þnorma.....Toilet.

·        Pengisian vesika urinaria 10 – 100 ml akan menghasilkan tekanan dalam vesika urinaria naik dari 0 s.d 10 cm H2O yang mamapu memberi rangsangan reflek meningkatkan tonus tapi tidak berdampak untuk terjadinya miksi.
·        Jika volume meningkat s.d 400 ml memberikan tekanan s.d 20 cm H2O yg menyebabkan tonus otot kandung seni tidak mampu lagi mempertahankan dan terjadi kontraksi maksimal.Dorongan untuk mengeluarkan urine dan spngter uretra oleh otak sadar memberi ijin untuk proses miksi.
·        Syaraf yang terlibat pada proses miksi : serabut saraf aferen, eferen spinalis dan syaraf motorik.
·        Urutan miksi :
1.     Membukanya meatus internus
2.     Perubahan sudut uretrovesikal
3.     Bagian atas uretra terisi urine
4.     Urine bertindak sebagai iritan pd dinding uretra
5.     Musculus Detrusor berkontraksi lebih kuat
6.     Urine didorong ke uretra
7.     Membukanya spingter exsternus
8.     Urine keluar sampai dengan vesika urinaria kosong
·        Tahap penghentian aliran urine :
1.     Musculus puboccogccygeus berkontraksi saat urine mengalir
2.     Vesika urinaria tertarik keatas
3.     Uretra memanjang
4.     Musculus spingter eksternus dipertahankan dalam keadaan kontraksi.

G.     ENURESIS / NGOMPOL

Etiologi :
Ø  Myelinisasi selubung saraf belum sempurna
Ø  Sebagai mekanisme kompensasi akibat adanya stres
Ø  Pada orang jompo pd kelenjar prostat karena mekanisme overflow / tumpahnya air seni karena vesika urinaria penuh.
Ø  Kelainan saraf / tabes Dorsalis : terjadi kontrol reflek miksi tidak ada sehingga vesika urinaria terus menerus terisi.

H.     HUBUNGAN SISTEM URINARIA DGN REPRODUKSI WANITA

Vesika urinaria sangat berdekatan dgn rectum maupun organ – organ traktus urogenitalis dan semua organ yang diinservasi oleh saraf dari pleksus sacralis.
Pada kehamilan karena perkembangan fetus sehingga mempersempit ruang pelvis dan sering menimbuolkan keluhan gangguan berkemih, saat kehamilan, persalinan dan periode posnatal.
1.     Pada kehamilan
1.1      Peningkatan frekuensi
Pada kehamilan 12 minggu saat uterus membesar merupakan organ pelvis maka vesika urinaria perlu dikosongkan dgn interval yang lebih sering karena ruang vesika urinaria sempit.Peningkatan frekuensi ini dikatakan Fisiologis, selama kehamilan 4 minggu terakhir saat kepala fetus terletak dlm pelvis juga frekuensi bertambah.Pada pertengahan minggu kehamilan frekuensi meningkat bersamaan dgn disuria yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih.

1.2      Retensi akut
Timbul kadang pada kira – kira minggu ke 12 bila uterus dalam posisi retroversio,dan bila vesika urinaria penuh serta tercepit pd simpisis pubis.Pengobatan dengan pemasangan kateter dan mengososngkan vesika urinaria perlahan – perlahan.
1.3      Inkontinensia stres
Urine dikeluarkan secara tidak sadar menjelang akhir kehamilan apabila kepala fetus turun sangat pd pelvis.

2.     Pada saat persalinan
2.1      Peningkatan frekuensi
Penignkatan frekuensi dikarenakan posisi kepala fetus occipitoposterior, dimana kepala mengalami defleksi / mendongak akan memberikan tekanan saraf pada pleksus sacralis dan merangsang reseptor sensoris pada dinding vesika urinaria sehingga wanita mempunyai keinginan berkemih.
2.2      Retensi akut
Tekanan pada pleksus sacralis oleh kepala fetus yang mengakibatkan rangsangan berkurang dan impuls motorik yg merangsang aktivitas otot akan tertekan, sehingga tekanan intravesikal naikwalaupun vesika urinaria mengalami peregangan tetepi wanita tsb tidak ingin berkemih.
Tekanan pd servik vesicae dan uretra oleh kepala akan menyebabkan tekanan pd bangunan tersebut menimbulkan desakan ekstra uretral.Secara mekanis tdk mungkin menimbulkan pengeluaran urine karena meatus internus dan sudut uretrovesikal mengalami desakan.Retensi ini mengalami kekambuhan karena ketiadaan rangsangan saraf dan reseptor.
Anestesia, dimana bllok epidural akan menyebabakan paralisis / kelumpuhan sementara saraf – saraf yang menginervasi vesika urinaria. Serabut saraf simpatis efeen dari 2 segmen vertebra thorahalis terbawah dan segmen vertebra lumbalis 1 dari medula spinalis dan serabut eferen parasimpatis dari segmen cervikalis ke 2,3 dan 4.
Efek yang sering terjadi pada vesika urinaria penuh pada persalinan meliputi : penundaan penurunan kepala fetus, menurunnya efisiensi kontraksi uterus pada kala 3, terjadi tetesan urine pada setiap kontraksi ekspulsif selama kala 2,desakan / kompresif vesika urinaria oleh kepala fetus menyebabakan memar dan edema pd vesika urinaria dan uretra, menyebabkan rasa sakit , memperlambat kelahiran plasenta, menimbulkan predisposisi perdarahan postpartum dengan menghambat kontrasi uterus,menyebabkan fistula vesicovaginalis apabila trauma berat dan desakan lama, peregangan yang berlebihan pada vesika urinaria dapat menyebabkan ketidaksetabilan musculus detusor.

2.3      Pada puerperium
2.3.1    Peningkatan frekuensi
Faktor fisiologis ,selama 48 jam pertama puerperium terjadi peningkatan diuresis akibat pengrangan volume darah ibu dan autolisis serabut uterus.
Infeksi, karena kekambuhan infeksi traktus urinaria yg dpt terjadi saat pertama kali puerperium karena adanya lokea, trauma jaringan dan stasis urine.Pencegahan dengan pengosongan vesika urinaria secara teratur dan kebersihan perianal.
Tonus otot, kekendoran otot dasar pelbvis yg lama pd saraf saat partus menyebabkan musculus detrusor sebelum tekanan intravesikal yg normal dicapai.
2.3.2    Retensi urine akut
Sikap,ibu selalu ditempat tidur dan menggunakan bedpen akan mengakibatkan kesulitan dan dapat diatasi dgn penggunaa pispot.
Rasa malu, ibu yg kurang mendapatkan privacy maka secara psikologis malu didengar orang lain dan secara tidak langsung berpengaruh pada saraf motorik yang dikendalikan otak sadar tidak ingin dikeluarkan.
Takut rasa sakit,terutam apda adanya lecet perineum, vagina, memar perineum/ jahitan perineum.
Atoni otot vesika urinaria, peregangan yang berlebihan selama persalinan atau tekanan kepala yang lama dapat menyebabkan pengurangan rangsangan vesika urinaria karena saraf / impuls motorik terganggu.
Pemanjangan uretra dan memar/ edemaakan menyumbat lumen uretra.
2.3.3    Retensi dengan aliran berlebih
Akibat dari retensi akut, vesika urinaria tdk mampu melakukan peregangan dan keinginan utk mengosongkan terhambat, maka urine akan menetes secara intermiten karena meatus internus tdk dpt tertutup saat tonus otot vesika urinaria menjadi lebih besar.
Tonus otot, akibat dari atonia karena persalinan yg lama maka otot dasar pelvis dan vesika urinaria akan menyebabakan basis vesiaka urinaria akan menjadi cembung dan bersanda pada dindindg depan vagiana.
Vesika urinaria yg penuh pd persalinan, bila tdk dikosongkan pada kala 1 maka akan terjadi tetesan urin pada setiap kontraksi ekspulsif selama kala 2. Penanganan dgn pemasangan kateter.

2.3.4    Inkontinensia
Merupakan pengeluaran urine urgensi secara sadar / involunter yang disertai dengan keinginan yang besar berkemih yang disebabakan musculus detrusor yg tidak stabil, otot dasar pelvis yang kendor, sistocel dan infeksi saluran kemih.
Dijumpai pada pasien yang tidak sadar atau mengalami cedera pada medula spinalis.Keadaan ini disebabkan oleh trauma derajat besar misalnya fistula vesicovaginalis.